Jumat, 10 Juni 2011

pengenalan tarktor


PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Traktor pertanian didefenisikan sebagai suatu kendaraan yang mempunyai daya penggerak sendiri, minimum mempunyai sebuah poros untuk menarik serta menggerakan alat atau mesin petanian. Atas dasar bentuk dan ukuran traktor, maka traktor pertanian dapat didefenisikan menjadi tiga jenis yaitu traktor besar, traktor mini dan traktor tangan.
            Traktor roda dua atau traktor tangan adalah mesin-mesin yang dapat digunakan untuk mengolah tanah dan lain-lain pekerjaan pertanian dengan alat pengolah tanahnya diandengkan atau dipasang di bagian belakang mesin. Mesin ini mempunyai efisiensi tinggi, karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat dilakukan dalam waktu bersamaan.
            Pengolahan lahan adalah suatu usaha untuk mempersiapkan kondisi tanah bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam, walaupun pengolahan tanah sudah dilakukan oleh manusia sejak dahulu kala dan sudah mengalami perkembangan yang demikian pesat baik dalam metode maupun peralatan yang digunakan, tetapi sampai saat ini pengolahan tanah mesin masih belum dapat dikatakan sebagai ilmu yang pasti, yang dapat dinyatakan secara kuantitatif. Belum ada metode yang memuaskan yang tersedia untuk menilai hasil olah yang dihasilkan oleh suatu alat pengolah tanah tertentu, serta belum dapat ditentukan suatu kebutuhan hasil yang khusus untuk lahan kering.
            Pengertian tenaga alam meliputi pula tenaga yang dihasilkan oleh gerakan air yang mengalir misalnya sungai, danau, angin, gas alam, sinar matahari dan api. Tetapi disini kita hanya akan membicarakan secara lebih mendalam tentang motor-motor penggerak saja. Begitu pula dengan pengertian pertanian. Disini kita hanya membicarakan tentang mesin-mesin pertanian yang banyak digunakan dalam penyediaan bahan makanan.

Tujuan pratikum
            Untuk mengetahui bagian-bagian dari traktor dan fungsi masing-masing bagian traktor dan usaha pemeliharaannya, perbaikan dan penggunaannya serta pengoperasiannya secara benar.

Kegunaan Praktikum
-       Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test Mesin dan Peralatan di Laboratorium Teknik Pertanian Departemen Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
-       Sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.





TINJAUAN PUSTAKA
          Traktor roda dua adalah suatu alat pengolahan lahan yang biasanya dipakai di kebun, tetapi bisa digunakan di sawah apabila dilengkapi dengan suatu peralatan seperti bajak, garu perata tanah, pembuat pematang, dll. Tenaga penggerak 15 PK, poros tunggal, dikendalikan dengan tangan oleh pengemudi yang berjalan dibelakangnya, dengasn atau tidak dengan kopling sedangkan kemudi dan gas ditangan (Survei Pertanian, 1992).
            Traktor roda dua atau traktor tangan adalah mesin-mesin yang dapat digunakan untuk mengolah tanah dan lain-lain pekerjaan pertanian dengan alat pengolah tanahnya digandengkan atau dipasang di bagian belakang mesin. Mesin ini mempunyai efisiensi tinggi, karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat dilakukan dalam waktu bersamaan (Hardjosentono dkk, 2000).
            Kesulitan terbesar perhubungan dengan kekuatan sebuah traktor lewat energi yang disediakan dari sebuah baterai dengan kerapatan kerapaatan yang umum digunakan pada bahan bakar terdiri dari perbandingan dengan energi mereka 100 liter bensin. Kenyataannya bahwa, ketika dibuat pada nilai konversi efisien yang lebih tinggi dari energi elektrik, baterai itu sendiri sesuai keperluan (Alcock, 1986).
            Traktor besar dicirikan sebagai traktor yang mempunyai dua buah poros roda (beroda empat atau lebih), panjangnya berkisar 1740 – 2010 mm dan dayanya berkisar 20 – 120 HP. Jenis traktor ini harganya sangat mahal sehingga petani masih belum mampu untuk memiliki secara perorangan. Di samping itu penggunaannya pun kurang efisien mengingat bentuk petakan sawah yang relatif kecil. Traktor ini banyak dijumpai pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai areal yang luas dan modal yang cukup besar (Rizaldi, 2006).
            Penghubung engkol dihubungkan kepiston pin. Itu dibuat dari case hardening campuran logam dengan presesi akhir. Ada tiga cara yang berbeda/ tidak sama dalam menghubungkan piston dengan penghubung engkol pada motor bakar
(Jain dan Rai, 1990).
            Pengolahan tanah adalah suatu udara untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam walaupun pengolahan tanah sudah dilakukan oleh manusia sejak dahulu kala dan sudah mengalami perkembangan yang demikian pesat baik dalam metode maupun peralatan yang digunakan, tetapi sampai saat ini pengolahan tanah masih belum dapat dikatakan sebagai ilmu yang pasti yang dapat dinyatakan secara kuantitatif
( Daywin dkk, 2008).
            Berat dan panjang traktor didepan roda-roda kemudi menentukan berat dan panjang bajak yang dapat diangkat dan dipasang dibelakang roda penggerak. Dalam beberapa hal pemberat tambahan harus diberikan di bagian depan traktor untuk mengimbangi bajak dan gangguan kemudi. Bajak dipasang dan digandeng dengan traktor pada pengait yang dirancang khusus untuk pemasangan dan pelepasan yang cepat (Smith dan Wikles, 1990).

METODOLOGI PRAKTIKUM
Tanggal dan Tempat Praktikum
Praktikum mesin dan peralatan dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2009 dan berlokasi di Laboratorium Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Bahan
            Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah traktor besar sebagai bahan yang akan dioperasikian dan traktor tangan juga sebagai bahan yang akan dioperasikan.

Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pulpen sebagai alat tulis, buku data sebagai media untuk mencatat data, penggaris untuk menghitung jari-jari yang masuk ke dalam tanah, kalkulator sebagai alat hitung, meteran sebagai alat ukur, dan kamera sebagai alat dokumentasi praktikum.

Prosedur Praktikum
-         Dicatat waktu menaiki/menggunakan traktor
-         Dihitung berapa banyak penggunaan bahan bakar
-         Dihitung panjang persentuhan  (C) dengan rumus :
                                    C         =  2
 -     Dihitung Cos α dengan rumus :
Cos α =
-         Dihitung A dengan rumus :
A =  
-         Dihitung ground preassure (GP) dengan rumus :
            GP =
-         Dihitung Wdinamis dengan rumus :
Wdinamis = 0,75 . Wtotal
-          Dihitung GPdinamis dengan rumus :
GPdinamis =
-         Dicatat data pada buku data
-         Didokumentasikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
GP                   =  0,032 kg/cm2
W dinamis          =  1125 kg
GP dinamis         =  0,21 kg/cm2
Perhitungan
Diketahui          :      X   =  14 inc =  35,56 cm
                               Y   =  40 inc =  101,6 cm
                               Z   =  15 cm
                               W             =  1,5 ton =  1500 kg
Ditanya :      GP, W Dinamis, dan GP Dinamis
Jawab              :
     D    =  2x + y                                                          R  =  ½ . D
     D    =  2 ( 35,56 cm ) + 101,6 cm                           R  =  ½ . 172,72 cm
     D    =  172,72 cm                                                   R  =  86,36 cm

     C    =  2                                                      
     C    =  2
     C    =  2
     C    =  2
      C   =  2 ( 48,64 cm )
      C   =  97,28 cm

 Cos α  = 
Cos α   =   
 Cos α  = 
 Cos α  = 
 Cos α  =  0,36655
       α   =  68,56°
     A    =   
     A    =   
     A    =   
     A    =   
     A    =  22955,27 cm2
GP    =  
 GP   =  
GP    =        
 Gp    =   0,032 kg/cm2
          W dinamis =  0,75 x W
          W dinamis  =  0,75 x 1500 kg
          W dinamis =  1125 kg
GP dinamis         =         
GP dinamis         =     
GP dinamis         =     
GP dinamis         =       
GP dinamis         =   0.21 kg/cm2           






Pembahasan
          Traktor adalah salah satu alat yang paling sering digunakan dalam bidang pertanian. Traktor digunakan untuk mengolah tanah, karena pengolahan tanah perlu dilakukan bagi pertumbuhan tanaman.  Hal ini sesuai dengan literatur Daywin dkk (2008) yang menyatakan bahwa pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam.
          Traktor memerlukan motor bakar sebagai sumber tenaga.  Ada dua jenis motor bakar yaitu motor bakar 4 tak dan motor bakar 2 tak.  Hal ini sesuai dengan pernyataan Rizaldi (2006), yang menyatakan bahwa perbedaan motor bakar 4 tak dan motor bakar 2 tak adalah sebagai berikut :
No.
Hal yang dibicarakan
Motor 4 tak
Motor 2 tak
1.


2.



3.
4.

Proses terjadinya usaha atau tenaga.

Intake, compression, power, exhaust


Pembakaran
Tenaga

Dibutuhkan 4 langkah piston atau 2 putaran poros engkol
Masing-masing membutuhkan 1 langkah piston penuh

Sempurna dan hemat
Lebih rendah dari motor 2 tak
Dibutuhkan 2 langkah piston atau 1 putaran poros engkol
Intake, compression pada satu langkah dan power, exhaust pada  langkah yang lain
Kurang Sempurna
Lebih tinggi dari motor 4 tak
         
          Dari data yang diperoleh, didapat hasil GP (Grand Preassure) sebesar 0,032 kg/cm2, GP dinamis 0,21 Kg/cm2, Wdinamis sebesar 1125 Kg.  Untuk mencari GP, digunakan rumus; GP = , untuk mencari Wdinamis, digunakan rumus, Wdinamis  = 0,75 x W dan untuk mencari GPdinamis digunakan rumus, GP dinamis = .  Hal ini sesuai dengan pernyataan Rizaldi (2006) yang menyatakan bahwa digunakan rumus-rumus untuk mencari nilai GP, Wdinamis, dan GPdinamis.
          Adapun jenis–jenis traktor berdasarkan kegunaannya, berdasarkan jenis roda penggeraknya, dan berdasarkan dayanya.
1.       Traktor berdasarkan kegunaannya :
          a)      General purpose tractor
          b)     Special purpose tractor
                  Kedudukan poros roda (ground clearance) tinggi, jarak roda kiri dan kanan dapat diatur.
c)           Industrial tractor
Ukuran roda depan dan belakang sama dan berganda-ganda.
d)           Plantation tractor
Dibuat dengan konstruksi pusat titik berat rendah sehingga dapat digunakan pada lahan yang mempunyai kemiringan tinggi.  Berdaya besar dan dilengkapi dengan pelindung.
e)           Garden tractor
Disebut juga tractor kebun yang dirancang untuk pekerjaan-pekerjaan ringan mempunyai daya yang relatif kecil (± 12,5 HP).
2.       Traktor berdasarkan jenis roda penggeraknya
          A.     Traktor roda krepyak (crawler traktor)
                  a)   Standar crawler tractor
                        Traktor ini mempunyai ground preassure (tekanan ke tanah) yang kecil 0,8 kg/cm2, sehingga kemungkinan traktor terbenam ke dalam tanah kecil.

                                   



Sering digunakan untuk meratakan atau menimbun tanah pada pekerjaan pembukaan hutan.
b)      Low Ground Preassure Traktor (LGP)
Digunakan pada tanah yang agak lembab, GP sebesar 0,6 Kg.
c)      Swam Crawler Tractor
Traktor jenis ini mempunyai GP sebesar 0,5 Kg/cm2, sehingga traktor jenis ini mampu digunakan di rawa-rawa.
d)      Extra Swam Crawler Tractor
GP sebesar 0,25 Kg/cm2, dapat digunakan pada tanah yang sangat lembek atau basah.
e)      Special Application Crawler Tractor
Digunakan untuk menarik peralatan pertanian yang berat.

B.          Traktor Roda Karet (Ban)
a)      Single Axle
      Traktor ini mempunyai satu poros roda (dua roda) sering disebut dengan traktor tangan dan dayanya kurang dari 12,5 HP.

b)      Double Axle
-        Three cycle tractor (traktor roda tiga)
                  Roda depan terdiri dari satu roda atau dua roda yang dipasang secara berhimpun dan roda belakang dua buah.
-        Four wheel tractor (traktor roda empat)
                  Traktor ini mempunyai empat roda yang masing-masing dua pada poros depan dan dua pada poros belakang.
3.  Traktor berdasarkan dayanya
     a)    Mini traktor                              : Mempunyai daya 12,5 – 20 HP
     b)    Four wheel drive traktor          : Mempunyai daya lebih dari 20 HP
          Traktor memiliki bagian-bagian antara lain handle forward untuk memajukan pisau rotari, handle reverse untuk memundurkan pisau rotari, throttle untuk mengatur kecepatan, gandengan untuk menggandeng bajak singkal atau garu, mesin sebagai tenaga penggerak, roda sebagai penyetabil traktor, busi sebagai pemercik api, sayap agar mesin tidak masuk lumpur, pisau rotari agar traktor dapat maju atau mundur, choke untuk memancing mesin hidup dan tuas untuk menghidupkan mesin.
          Prinsip kerja dari traktor adalah disiapkan alat terlebih dahulu, kemudian tarik tuas sampai mesin hidup. Untuk menjalankannya tekan handle forward untuk bergerak maju dan untuk bergerak mundur tekan handle reverse.  Gunakan throttle untuk mengendalikan kecepatan pisau rotari. Cara pengoperasian traktor adalah dihidupkan traktor dengan cara menekan engkol. Kemudian dimasukkan persneling atau giginya kemudian dibesarkan gas perlahan-lahan agar traktor jalan. Setelah itu dijalankan ke depan, arah samping kiri, ke arah samping kanan dan yang terakhir ke arah belakang dengan mengarahkan kemudi.
          Penggolongan traktor berdasarkan bahan bakar yaitu traktor yang menggunakan bahan bakar bensin dimana bensin berfungsi sebagai mengatur perbandingan campuran bahan bakar dan udara. Traktor yang menggunakan bahan bakar solar (diesel) pada bahan bakar solar terdiri atas 4 bagian sistem bahan bakar yaitu (1) tangki, (2) pompa, (3) pompa injeksi dan (4) nozle injeksi dan (3) traktor yang menggunakan bahan bakar minyak tanah.
          Ground Preassure (GP) dengan Ground Contact (GC) adalah dalam menghitung ground preassure (GP) atau tekanan traktor pada tanah untuk traktor roda dipengaruhi oleh berat dinamis traktor dan luas roda yang menyentuh tanah (Ground Contract). 



          Hubungannya adalah sebagai beikut :
GP =
                                    GC =   4(x)
                                    GP =
          GP dipengaruhi oleh BC (bearing capacity) dimana hubungannya berbanding terbalik yaitu semakin besar GP maka nilai BC semakin kecil atau semakin kecil GP maka BC semakin besar. Hubungan antara GP dan GC adalah berbanding terbalik, semakin besar nilai daya dukung tanah maka kedalaman ban masuk ke dalam tanah semakin kecil sehingga nilai GP semakin kecil dan apabila nilai GP besar maka nilai BC semakin kecil.






karet alam


PENDAHULUAN
KARET ALAM
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet
(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet
di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia.
           Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola karet, penghapus pensil, baju tahan air, dll.
Saat Christopher Columbus dan rombongannya menemukan benua Amerika pada tahun 1476,mereka terheran-heran melihat bola yang dimainkan orang-orang Indian yang dapat melantun bila dijatuhkan ke tanah. Di sinilah sejarah karet dimulai, tetapi baru pada tahun 1530 ada laporan tertulis mengenai gummi optimum, sebutan Pietro Martire d’Anghiera untuk karet. Pada tahn 1535, Ahli sejarah mengenai bangsa Indian, Captain Gonzale Fernandez de Oveida menulis bahwa dia melihat 2 tim orang Indian yang bermain bola. Bola itu terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput, yang dicampur dengan suatu bahan (latex) kemudian dipanaskan di atas unggun dan dibulatkan seperti bola. Bola oran Indian ini bisa melambung lebih tinggi daripada bola yang umum dibuat orang-orang Eropa waktu itu. Oviedo mengatakan bahwa bila bola buatan Indian itu dijatuhkan, bola itu bisa melambung lebih tinggi dan kemudian jatuh, lalu melambung lagi walaupun agak rendah daripada lambungan yang pertama, dst.
          Pada tahun 1615 seorang penulis, F.J. Torquemada melaporkan bahwa orang Indian Mexico membuat sepatu tahan air dari bahan latex atau karet. Tentara Spanyol juga dilaporkan mengoleskan latex ke mantel mereka, saat hujan menjadi tahan air, tetapi di musim panas menjadi lengket.Walaupun banyak cerita menarik tentang bahan tersebut, penyelidikan oleh para ilmuwan baru dimulai tahun 1731.  Saat itu French Academy mengirim C.M. de la Condamine ke Amerika Selatan. Fresnau seorang ahli Perancis melaporkan bahwa banyak tanaman yang dapat menghasilkan latex atau karet, di antaranya dari jenis Hevea brasiliensis yang tumbuh di hutan Amazon di Brazil yang sekarang menjadi tanaman penghasil karet utama dan sudah dibudidayakan di Asia Tenggara yang menjadi penghasil karet utama di dunia saat ini.
         Pada tahun 1770, seorang ahli kimia bangsa Inggris, Joseph Priestly, melaporkan bahwa karet dapat menhapus tulisan pensil. Pada tahun 1775 karet mulai digunakan sebagai bahan penghapus tulisan pensil dan jadilah karet itu di Inggris disebut dengan nama rubber (dari to rub). Sebelum itu, remah roti biasa digunakan orang untuk menghapus tulisan pensil.
Barang-barang karet yang diproduksi waktu itu selalu menjadi kaku di musim dingin dan lengket di musim panas. Banyak percobaan yang telah dilakukan untuk mendapatkan sifat karet yang tidak terpengaruh oleh cuaca. Percobaan mula-mula dilakukan oleh E.C.F. Leuchs pada tahun 1831.
        Setahun sesudah itu, N. Hayward mendapatkan bahwa jika belerang yang ditambahkan ke dalam larutan karet atau biji belerang dioleskan pada karet,akan menyebabkan karet lebih cepat menjadi kering.
Thomas Hancock menulis dalam bukunya yang terbit pada tahun 1985 bahwa pada tahun 1842, Brockedon memperlihatkan kepadanya sepotong contoh karet berasal dari Amerika yang tidak terpengaruh oleh cuaca ataupun oleh minyak. Thomas Hancock melihat bahwa potongan itu sedikit
kekuningan pada bagian dalamnya dan berbau belerang.
 Dalam percobaan selanjutnya, Hancock akhirnya berhasil menemukan bahwa bila karet dicampur dengan belerang dan dipanaskan maka akan berubah sifatnya menjadi elastis dan tidak terpengaruh lagi oleh perubahan cuaca.
Proses perubahan ini lalu dipatenkan pada tahun 1843 dan sesuai usul temannya, Mr. Brockedon, proses ini dinamai vulkanisasi, yang kemudian nama ini diterima di Inggris, Amerika, dan dunia pada umumnya sampai sekarang.
            Sebelum itu pada tahun 1838, Charles Goodyear di Amerika sudah terlibat dalam penelitian kompon karet dengan menggunakan belerang dan panas untuk mendapatkan kompon karet yang tidak terpengaruh oleh cuaca,yang dibuktikan dengan surat-surat yang diterimanya dari beberapa orang yang melihat atau mendapat contoh karet hasil percobaannya pada tahun 1839. Baru pada tahun 1844 dia mendapatkan paten untuk penemuannya. Dari beberapa tulisan yang membahas penemuan vulkanisasi ini, dan berdasarkan tulisan Hancock sendiri yang menyatakan bahwa Brokedon meperlihatkan contoh karet yang berasal dari Amerika yang tidak terpengaruh oleh cuaca, maka kebanyakan penulis sepakat kalau penemu pertama proses vulkanisai hendaknya diberikan kepada Charles Goodyear. Penemuan besar proses vulkanisasi ini akhirnya dapat disebut sebagai awal dari perkembangan industri karet.
          Pada waktu pendudukan Jepang di Asia Tenggara dalam perang dunia kedua, persediaan karet alam di negara sekutu menjadi kritis dan diperkirakan akan habis dalam beberapa bulan. Pemerintah Amerika mendorong penelitian dan produksi untuk menghasilkan karet sintetik untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Usaha besar ini membuahkan hasil dalam waktu singkat dan terus berkembang
sesudah berakhirnya perang dunia kedua, 1/3 karet yang dikonsumsi dunia adalah karet sintetik.
         Karet sintetik cukup mendominasi industri karet, tetapi pemakaian karet alam pun masih sangat penting saat ini antara lain industri militer dan otomotif.
Pada tahun 1983, hampir 4 juta ton karet alam dikonsumsi oleh dunia, tetapi karet sintetik yang digunakan sudah melebihi 8 juta ton.



























ISI

  1. Sejarah
Sejarah karet bermula ketika Christopher Columbus menemukan benua Amerika pada 1476. saat itu, Columbus tercengang melihat orang-orang Indian bermain bola dengan menggunakan suatu bahan yang dapat melantun bila dijatuhkan ketanah. Bola tersebut terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput yang dicampur dengan suatu bahan (lateks) kemudian dipanaskan diatas unggun dan dibulatkan seperti bola.
             Pada 1731, para ilmuwan mulai tertarik untuk menyelidiki bahan tersebut. seorang ahli dari Perancis bernama Fresnau melaporkan bahwa banyak tanaman yang dapat menghasilkan lateks atau karet, diantaranya dari jenis Havea brasilienss yang tumbuh di hutan Amazon di Brazil. Saat ini tanaman tersebut menjadi tanaman penghasil karet utama, dan sudah dibudidayakan di Asia Tenggara yang menjadi penghasil karet utama di dunia saat ini.
            Seorang ahli kimia dari Iggris pada tahun 1770 melaporkan bahwa, karet digunakan untuk menghapus tulisan dari pensil. sejak 1775 karet mulai digunakan sebagai bahan penghapus tulisan pensil, dan jadilah karet itu di Inggris disebut dengan nama Rubber (dari kata to rub, yg artinya menghapus), sebelumnya remah roti biasa digunakan orang untuk menghapus tulisan pensil. Pada dasarnya, nama ilmiah yang diberikan untuk benda yang elastis (menyerupai karet) ialah elastomer, tetapi sebutan rubber-lah lebih populer di kalangan masyarakat awam.
            Barang-barang karet yang diproduksi waktu itu selalu menjadi kaku di musim dingin dan lengket dimusim panas, sampai seorang yang bernama Charles Goodyear yang melakukan penelitian pada 1838 menemukan bahwa, dengan dicampurkannya belerang dan dipanaskan maka keret tersebut menjadi elastis dan tidak terpengaruh lagi oleh cuaca. Sebagian besar ilmuwan sepakat untuk menetapkan Charles Goodyear sebagai penemu proses vulkanisasi. Penemuan besar proses vulkanisasi ini akhirnya dapat disebut sebagai awal dari perkembangan industri karet.
           Pada waktu pendudukan jepang di Asia Tenggara dalam WWII, persediaan karet alam di negara sekutu menjadi kritis dan diperkirakan akan habis dalam waktu beberapa bulan. Pemerintah Amerika mendorong penelitian dan produksi untuk menghasilkan karet sintetik untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Usaha besar ini membuahkan hasil dalam waktu singkat dan terus berkembang sesudah WWII berakhir pada 1945. Dalam jangka waktu 3 tahun sesudah berakhirnya WWII, sepertiga karet yag dikonsumsioleh dunia adalah karet sintetik. Pada 1983, hampir 4 juta ton karet alam dikonsumsi oleh dunia, sebaliknya, karet sintetik yang digunakan sudah melebihi 8 juta ton dan terus bertambah hingga sekarang.

  1. Keunggulan dan Kelemahan
           Karet merupakan bahan utama penyusun seal O-ring dan salah satu komponen yang banyak digunakan dalam permesinan yang berlungsi sebagai penyekat untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruang yang bertekanan dan berfluida. Sebagai penyekat seal harus cukup elastis dan dapat leluasa digerakkan, sehingga untuk itu diperlukan formula seal yang baik.
           Karet alam (NR) mempunyai keunggulan dalam hal keelastisan, fleksibelitas dan ketahanan terhadap abrasi, jika ditambahkan kedalam formula karet sintetis (NBR) yang tahan terhadap minyak akan menghasilkan sifat mekanik yang masih memenuhi syarat pemakaian seal dan disesuaikan dengan penggunaan dan kondisi kerja. Untuk mengetahui hasil yang diinginkan dari kompon karet, perlu diadakan penelitian dengan membuat kompon karet untuk seal O-ring dengan perpaduan menggunakan formula NBR sebesar 100 phr + NR sebesar 0 phr pada kompon A, NBR sebesar 90 phr + NR sebesar 10 phr pada kompon B dan NBR sebesar 80 ph' + NR sebesar 20 ph' pada kompon C. Setalah itu dilakukan pengujian sifat fisis pada vulkanisat untuk penggunaan seal o-ring dan pengujian rheometer untuk mendapatkan waktu curing yang digunakan untuk pencetakan seal o-ring. Masing-masing kompon dicetak dalam bentuk seal O-ring dan diuji pada alat uji ketahanan bocar dengan putaran 1500 rpm, temperatur 1()(fC dan tekanan 6 kgflcm2 .
           Kemudian masing-masing seal O-ring sebelum dan sesudah pengujian pada alat uji ketahanan bocor tersebut dilakukan uji kekerasan. Pengujian seal O-ring untuk ketiga kompon tersebut tidak mengalami kebocoran pada alat uji ketahanan bocor sehingga ketiga seal O-ring ini direkomendasikan pada putaran 1500 rpm, temperatur 10ifC dan tekanan 6 kgflcm2 . HasH anava dari Ketiga kompon untuk seal O-ring sebelum dan sesudah pengujian pada alat uji ketahanan bocor tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penambahan karet alam kedalam formula karet NBR untuk seal o-ring terhadap peru bah an kekerasan sehingga dengan pertimbangan ekonomis dipilih kompon C dengan komposisi NBR sebesar 80 phr + NR sebesar 20 ph' untuk pembuatan seal O-ring, karena memiliki keunggulan antara lain proses produksi yang lebih murah karena harga karet alam lebih murah dari karet sintetis dan waktu curing yang lebih singkat.
PEMBAHASAN

            Karet alam dibuat dari sari getah pohon karet. Sari yang berupa susu yang dipanaskan sampai kering untuk dibuat karet mantah. Kemudian dimastikasi, diplastiskan agar dapat diproses dengan lebih mudah dan dicampur pengisi seperti karbon hitam, zat pewarna, belerang, dibuat campuran, dibentuk dengan tekanan, dan vulkanisai oleh reaksi penyilangan sampai dipanaskan untuk mendapatkan benda cetakan.
            Sifat – sifat karet alam diantaranya memiliki warna yang agak kecoklatan, tembus cahaya, dengan berat jenis 0,91-0,93. sifat mekaniknya tergantung pada derajat vulkanisasi, sehingga dapat dihasilkan banyak jenis sampai jenis yang kaku seperti ebonite. Temperatur penggunaan adalah sekitar 990C paling tinggi, melunak pada 1300C dan mengurai pada kira-kira 2000C. Sifat isolasi listriknya berbeda karena perbandingan pencampuran dengan aditif, tetapi pada umumnya menguntungkan. Sifat kimianya jelek terhadap ketahanan minyak dan ketahanan pelarut. Zat tersebut hamper-hampir tak tyahan pelarut hidrokarbon, ester asam asetat, dsb. Karet yang kenyal agak mudah didegradasi oleh sinar UV dan ozon. Sejak penggunannya selama ini, tak ada masalah dalam kemampuan cetaknya. Bahan ini digunakan secara luas untuk ban mobil, pengemas karet, penutup isolasi listrik, sol sepatu, dan lainnya.
            Ebonite adalah karet kaku yang dibuat dari karet alam yang ditambah dengan belerang (30-40%), kemudian dipanaskan agar terjadi ikatan silang antara molekul dengan belerang. Terbentuklah bahan seperti resin yang kaku dan hitam. Bahan ini digunakan secara luas sebagai komponen dari alat listrik atau untuk industri kimia, tetapi sekarang kebanyakan dari bahan tersebut dapat digantikan oleh resin sintetik yang baru.
            Untuk membuat karet hidroklorida, karet mentah diperlukan dengan asam hidroklorida. Karena tahanannya besar terhadap asam, alkali dan minyak, maka bahan ini digunakan untuk film pembungkus dengan sifat tahan air, ketahanan minyak dan ketahanan kelembaban.
            Karet butadien adalah bahan kenyal yang dibuat secara kopolimerisasi butadiene dan stiren. Sifatnya, bervariasi, bergantung pada perbandingan mol kedua bahan itu. Biasanya yang dicampur adalah 5-6 mol butadiene dan 1 mol stiren. Bila stiren melebihi 50% kekenyalan hilang dan bahan menjadi kayu. Belerang digunakan sebagai zat vulkanisasi untuk membuat jaringan tiga dimensi.
            Karet butadiene memiliki sifat yang tidak berwarna dan tembus cahaya. Berat jenisnya 0,92. Mengenai sifat mekaniknya dapat dikatakan bahan unggul dalam ketahanan abrasi dan karakteristik pada temperature tinggi dan rendah dibandingkan dengan karet alam. Biasanya bahan digunakan untuk daerah -300C sampai 1500C. ketahanan minyaknya lebih baik dari pada karet alam, tetapi bahan larut dalam hidrokarbon aromatic dan pelarut terklorinasi. Bahan ini digunakan lebih banyak dari pada karet alam pengemas yang tahan panas, ban mobil, ban mesin, kabel frekuensi, kabel yang tahan panas dan dingin, sol sepatu,dsb.



























KESIMPULAN

            Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam minyak, maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu dan bahkan sepatu yang semuanya terbuat dari bahan karet. Sebelum itu usaha-usaha menggunakan karet untuk sepatu selalu gagal karena karet manjadi kaku di musim hujan dan lengket serta berbau di musim panas seperti yang pernah dilakukan oleh Roxbury Indian Rubber Company pada tahun 1833 dengan cara melarutkan karet alam terpentin dan mencampurnya dengan hitam karbon untuk menghasilkan karet keras yang tahan air.Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000.
           Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk Kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan.
           Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi.Namun begitu, sifat-sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar menjadi lebih pendek.
           Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan.Banyak sifat-sifat karet alam ini yang dapat memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaiannya, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat.
           Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam pembuatan kompon. Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan.
           Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.
Vulkanisasi karet alam sangat baik dalam hal-hal berikut:


• Kepegasan pantul
Hal ini menyebabkan timbulnya kalor (heat build up) rendah, yang sangat diperlukan oleh barang jadi karet yang akan mengalami hentakan berulang-ulang.
Sifat inilah yang menyebabkan karet alam selalu dipakai dalam pembuatan ban truk dan kapal terbang yang sulit disaingi oleh karet sintetik.
• Tegangan putus
• Ketahanan sobek dan kikis
• Fleksibilitas pada suhu rendah
• Daya lengket ke fabric atau logam
            Sol sepatu sangat memerlukan sifat-sifat tersebut di atas, karena itu karet alam adalah pilihan sangat tepat. Secara umum sol sepatu membutuhkan kekuatan, ketahanan kikis, dan ketahanan sobek yang tinggi. Vulkanisat karet alam kuat dan tahan lama bahkan dapat digunakan pada suhu -60°F. Karet alam bisa dibuat menjadi karet yang agak kaku tetapi masih mempunyai fleksibilitas dan ketahanan kikis, ketahanan retak lentur serta kekuatan tinggi. Hal ini menguntungkan dalam pembuatan sol sepatu karena sol sepatu bisa dibuat tipis (seperti sol luar sepatu olahraga), sambil tetap menjaga agar tidak merasakan batu sewaktu berjalan.
           Untuk menurunkan ongkos produksi, selain karet alam, kompon sol berwarna hitam bisa ditambah dengan karet reclaim dan bekas vulkanisat yang tidak terpakai yang banyak terdapat di pabrik. Untuk kompon putih, yang dipakai haruslah karet reclaim putih dan bekas vulkanisat putih juga.
           Kekakuan vulkanisat dapat ditingkatkan dengan penambahan resin dengan kadar styrene yang tinggi dan diperhitungkan sebagai jumlah karet. Perlu diingat utnuk keperluan eksport hendaklah kompon yang baik, yaitu yang mengandung bahan-bahan yang baik pula yang dipakai.
           Walapupun kalor yang timbul dari karet alam lebih rendah dari karet sintetik seperti SBR, tetapi karet alam agak kurang tahan terhadap panas dibanding SBR. Karet alam tidak tahan ozon dan cahaya matahari. Ketahanan terhadap minyak dan pelarut hydrocarbon sangat buruk.Karet alam mengandung beberapa bahan antara lain: karet hidrokarbon, protein, lipid netral, lipid polar, karbohidrat, garam anorganik, dll.
           Protein dalam karet alam dapat mempercepat vulkanisasi atau menarik air dalam vulkanisat. Beberapa lipid ada yang merupakan bahan pencepat atau antioksidan. Protein juga dapat meningkatkan heat build up tetapi dapat juga meningkatkan ketahanan sobek.

           Karet alam lama kelamaan dapat meningkat viskositasnya atau menjadi keras. Ada jenis karet alam yang sudah ditambah bahan garam hidroksilamin sehingga tidak bisa mengeras dan disebut karet CV (contant viscosity). Karet alam bisa mengkristal pada suhu rendah (misalkan -26°C) dan bila ini terjadi, diperlukan pemanasan karet sebelum diolah pabrik barang jadi karet.






























DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/”karet alam”[September 2010].
http://id.google.com/”sejarah karet alam”[agustus 2010].
Surdia, Tata.2005.”Pengetahuan Bahan Teknik”.Pradnya P

menghitung umur kelapa sawit dengan metode phylotaksis


PENDAHULUAN
KELAPA SAWIT

A. Latar Belakang
            Kelapa sawit bukan lah merupakan tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan pertama kali di Afrika sebagai sentra plasma nuftah pada tahun 1848, ditanam di kebun raya bogor. Percobaan – percobaan banyak dilakukan diberbagai tempat di Jawa dan Sumatera. Semuanya dilaporkan tumbuh dengan baik namun belum ada yang mulai membuka perkebunan secara komersial ( Pardamean,2008).
            Perkembangan tanaman Kelapa Sawit menjadi pesat pada abad pertengahan. Perdagangan minyak kelapa sawit yang pertama dari Afrika dilakukan pada abad XVI dengan memperdagangkannya ke Inggris pada tahun 1588-1590, dan pada tahun 1790 Inggris mengimpor 130 ton minyak kelapa sawit. Setelah tahun 1830-an perdagangan minyak kelapa sawit lebih besar, karena minak ini sangat dibutuhkan untuk bahan pembuatan sabun, bahan pelumas mesin dan industri lainnya di Eropa Barat. Pada tahun 1911 ekspor minyak kelapa sawit dari Afrika ke Eropa telah mencapai 87000 ton dan 23200 ton ( Turner,1978).
            Tanaman kelapa sawit dimasukkan ke Indinesia oleh bangsa Belanda. Bibit tanaman kelapa sawit itu berasal dari Bourbon (rheunion) atau Mauritius sebanyak dua batang dan dari Amsterdam juga dua batang. Kelapa sawit di Indonesia sangat penting artinya bagi Indonesia. Selama kurun waktu 20 tahun terakhir kelapa sawit menjadi komoditas andalan ekspor dan komoditas yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan harkat petani perkebunan serta para transmigran di Indonesia ( http:id.wikipedia.org/wiki/”kelapa sawit[2010] ).
            Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup berarti. Tahun 2002 luas nya 4.116.646 ha, meningkat menjadi 5.239.171 hapada tahun 2003 ( pertumbuhan 27,26 % ). Tahun 2004 luasnya 5.601.770 ha ( pertumbuhan 6,9 % ) dan sampai bulan oktober 2007 luas lahan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai 6,3 juta ha bertambah dari 6,07 juta ha pada tahun 2006. Riau menduduki posisi pertama dengan luas lahan 1,409 juta ha, disusul Sumatera Utara dengan luas lahan 1,044 juta ha dan Sumatera Selatan dengan luas lahan 606.600 juta ha ( Naibaho,1998).
            Berdasarkan tingkat penguasaan lahan hingga tahun 2006, 10 juta petani mmenguasai 2.636.000 ha, 163 badan usaha milik Negara menguasai 697.000 ha, 761 swasta nasional menguasai 2.203.000 ha, 38 perusahaan Malaysia menguasai 422.000 ha, dan 16 perusahaan asing lain menguasai 117.000 ha. Total investasi perkebunan kelapa sawit baru selama april – September 2007 mencapai Rp 7,7 triliun, sehingga berpotensi menyerap sedikitnya 93.000 tenaga kerja dan dapat menggerakkan perekonomian di pedesaan ( http://www.litbang.deptan.go.id.”komoditas kelapa sawit” [2010] ).
B. Tujuan
            Untuk mengetahui umur tanaman kelapa sawit dengan menggunakan metode Phylotaksis.
C. Kegunaan
            Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Botani Umum Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

 
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
            Tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jack ) memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Divisi                : Tracheophyta
Subdivisi           : Pteoropsida
Kelas               : Angiospermae
Ordo                : Spadiciflorae ( aracales )
Famili               : Palmae ( araceae )
Genus               : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jack
( Vademecum,1994).
            Seperti jenis tanaman palmae yang lainnya, tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut. Akar kelapa sawit akan tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tertier, dan akar kuartener. Akar primer tumbuh ke bawah didalam tanah sampai batas permukaan air tanah. Sedangkan akar sekunder, tertier, dan kuartener tumbuh sejajar dengan permukaan air tanah, bahkan akar tertier dan kuartener menuju kelapisan atas ke tempat yang banyak mengandung zat hara. Disamping itu akan tumbuh pula akar nafas yang timbul di atas permukaan air tanah atau di dalam tanah dengan aerasi baik. Akar kuartener berfungsi menyerap makanan, jika tidak terdapat akar-akar rambut. Fungsi utama akar adalah menyangga bagian atas tanaman dan menyerap zat hara ( Pardamean,2008).
            Batang kelapa sawit tumbuh secara lurus keatas. Diameter batang normal adalah 40-60 cm, tetapi pada pangkalnya membesar. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang membentuk daun-daun dan memanjangkan batang. Selama pertumbuhan meninggi dimulai setelah tanaman berumur 4 tahun, dengan kecepatan pertumbuhan ( pertambahan tinggi ) sekitar 25-40 cm pertahun ( Setyamidjaja,1998).
            Daun tanaman kelapa sawit bersirip genap, bertulang sejajar, panjangnya dapat mencapai 3-5 meter. Daun mempunyai pelepah yang pada bagiannya dikiri maupun kanannya tumbuh anak-anak daun yang jumlahnya dapat mencapai 100-160 pasang. Pada bagian pangkal pelepah daun tumbuh duri dan bulu-bulu kasar dan halus. Duduknya pelepah daun pada batang tersusun teratur, melingkari batang membentuk konfigurasi spiral. Daun kelapa sawit tumbuh pada batang sifatnya bergerombol, roset. Daun yang telah tua berubah warnanya menjadi kuning dan pucat sebelum mereka rontok meninggalkan bekas pada batang. Pertambahan jumlah daun yang gugur. Oleh karenanya tampak daunkelapa sawit tumbuh bergerombol di bagian atas tanaman ( Syamsulbahri,1996).
            Buah muda berwarna hijau pucat. Semakin tua berubah menjadi hijau hitam hingga kuning. Buah sawit yang masih mentah berwarna hitam ( nigrescens ), beberapa diantaranya yang berwarna hijau ( virescens ). Sementara itu, buah matang berwarna kuning ( orange ). Selanjutnya buah matang akan rontok ( brondol ). Keadaan ini menandakan kelapa sawit sudah layak panen. Biasanya perintah panen diberikan berdasarkan jumlah jatuhnya berondolan, yakni 1-2 buah/kg tandan
( Wahyuni,2007).
            Setiap kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura Afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji kelapa sawit umunya memiliki periode dormansi. Biji terdiri dari cangkang, inti dan lembaga. Embrio panjangnya 3 mm, berdiameter 12 mm, berbentuk silindris dengan 2 bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain yang berwarna putih agak tajam. Biji yang berkecambah lembaganya keluar dari biji melalui cangkang. Bagian pertama yang keluar adalah alar yang lurus kebawah dan selanjutnya menyusul plumula yang tumbuh keatas ( Risza,1995 ).

Syarat Tumbuh
            Curah huaj yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah sekitar 2000 mm dan merata sepanjang tahun. Hujan yang tidak turun selama 3 bulan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan turun. Hujan yang lama tidak turun juga berpengaruh terhadap produksi buah karena buah yang cukup umur tidak akan masak sampai hujan turun ( Saragih,2007 ).
            Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman heliofia atau menyukai cahaya matahari. Penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap perkembangan buah kelapa sawit. Tanaman yang ternaungi karena jarak tanam yang sempit pertumbuhannya terhambat karena hasil asimilasinya kurang ( Hartley,1978 ).
            Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh diberbagai jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial, atau regosol. Namun kemampuan produksi kelapa sawit pada masing-masing jenis tanah tersebut tidak sama. Ada dua sifat utama tanah sebagai media tumbuh, yaitu sifat kimia dan sifat fisika tanah
( Saragih,2007 ).
            Sifat kimia tanah dapat dilihat dari tingkat keasaman dan komposisi kandungan hara mineralnya. Sifat kimia tanah mempunyai arti penting dalam menentukan dosis pemupukan mempunyai arti penting dalam menentukan kelas kesuburan tanah. Tanaman kelapa sawit tidak memerlukan tanah dengan sifat kimia yang istimewa, sebab kekurangan suatu unsur hara dapat diatasi. Adapun tanah yang baik harus memiliki pH 4,0-6,0 dan yang terbaik pH 5,0-5,5 ( Vademecum,1994 ).
            Phylotaksis adalah pola susunan daun-daun pada batang dan sangat jelas pada tanaman kelapa sawit, terutama karena polanya sangat jelas dan dapat diamati dari berkas daun yang dapat bertahan lama dibatang. Pada kelapa sawit primordial daun dihasilakn dalam pola spiral mulai dari titik tumbuh ( apex ). Spiral ini dikenal sebagai “spiral genetik”. Setiap primordium daun teroisah dari primordium sebelumnya. Pada spiral genetik yang berdasarkan suatu sudut, yaitu sudut divergen yang besarnya 137,5 0. Pada batang kelapa sawit dewasa, susunan kelipatan 8 daun umumnya biasanya ditemui, tetapi kelipatan 5,13, dan 21 juga dapat dijumpai
( Pardamean,2008).
            Penanaman merupakan aktivitas utama yang menentukan tingkat keberhasilan usaha suatu suatu perkebunan. Aktivitas yang dilakukan yaitu penanaman kacang-kacangan sebagai penutup tanah untuk mempersiapkan kondisi yang kondusif bagi penanaman kelapa sawit sehingga tidak ada yang mati dan mampu menghasilakan produksi seperti yang direncanakan ( Turner,1974).
            Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit ( TBS ) yang diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahapproses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lainnya kegagalan pada satu tahap proses harus berjalan dengan lancer sesuai dengan norma-norma yang ada. Adapun tahapan proses yang terjadi selama pengolahan kelapa sawit menjadi CPO ( Naibaho,1998).
            Pemeliharaan pembibitan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan program pembibitan. Tanpa pemeliharaan yang baik, bibit yang unggul sekalipun tidak akan bisa menekspresikan keunggulan dan semuanya akan menjadi sis-sia. Persemaian merupakan periode kritis seperti pada pemeliharaan bayi yang baru dilahirkan. Kecerobohan dalam pemeliharaan persemaian dapat menyebabkan kecambah mati. Gangguan yang terjadi pada persemaian akan berakibat buruk
( Pahan,2006 ).
            Susunan spiral mengikuti deret Fibonacci, yaitu 1:1:2:3:5:8:13:21 dan seterusnya. Setiap angka pada susunan spiral ini merupakan penjumlahan dari dua angka sebelumnya. Pada batang kelapa sawit dewasa, susunan kelipatan 8 dan umumnya biasa ditemui tetapi kelipatan 5,13 dan 21 juga dapat dijumpai
( Wood,1968).

BAHAN DAN METODE
A. TEMPAT DAN WAKTU PERCOBAAN
            Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Botani Umum Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian ± 25 m di atas permukaan laut pada hari Jumat, 23 April 2010.

B. BAHAN DAN ALAT
            Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman kelapa sawit                  ( Elaeis guineensis Jacq ).
            Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tali plastic untuk menelilingi pohon kelapa sawit serta melilitkan pada pohon kelapa sawit mengikuti alur yang telah ditentukan. Pacak sebagai penanda batas yang terbuat dari kayu. Alat tulis untuk menulis data dan hasil yang telah diperoleh dengan menghitung umur kelapa sawit. Kalkulator untuk menghitung data jumlah pelepah dalam satu alur dengan menggunakan rumus : R = n/20 x P. Kertas sebagai tempat untuk mencatat data. Kamera sebagai alat dokumentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
Dik : n = 37
         P = 8
Maka :
R = n/20 x P
R = 37/20 x 8
R = 14,8
Jadi, umur kelapa sawit adalah 14 tahun 8 bulan
2. Pembahasan
            Dari hasil percobaan yang dilakukan diketahui bahwa umur kelapa sawit yang diamati adalah 14 tahun 8 bulan dengan jumlah pelepah daun dalam satu alur adalah 37. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman tahunan dimana setiap tahun jumlah pelepah, panjang pelepah dan anak daun lebuh banyak tergantung pada umur kelapa sawit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wahyuni (2007) yang menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit yang lebih tua jumlah pelepah dan anak daunnya lebih banyak dan panjang dibandingkan dengan kelapa sawit yang lebih muda.
            Kelapa sawit dengan rumus phylotaksis 3/8 dapat dibuktikan dengan melakukan pengukuran langsung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saragih (2007) yang menyatakan pada kelapa sawit primordial daun dihasilkan dalam pola spiral mulai dari titik tumbuh. Spiral ini dikenal dengan spiral genetik.
            Umumnya, spiral genetik tanaman kelapa sawit memutar kekanan (right-handed) dan hanya jumlah kecil yang memutar ke kiri (left-handed). Namun, pada beberapa kelapa sawit spiral genetik yang memutar kekanan atau kekiri jumlahnya kurang lebih sama sesuai dengan yang dinyatakan olaeh Pahan (2006) arah spiralnya oleh sifat genetik dan juga tidak berkorelasi terhadap produksi buah.
            Pada kelapa sawit, primordial daun dihasilkan dalam pola spiral mulai dari titik tumbuh (apex) spiral ini dikenal sebagai spiral genetik sesuai pernyataan Pahan (2006) setiap primordium daun terpisah dari primordium sebelumnya pada spiral genetik berdasarkan suatu sudut yaitu sudut divergen yang besarnya 137,50.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
  1. Kelapa sawit memiliki phylotaksis 3/8
  2. Kelapa sawit memiliki sudut divergensi 1350
  3. Kelapa sawit yang diamati memiliki umur 14 tahun 8 bulan dengan jumlah pelepah 37 buah dan memiliki 9 alur pelepah daun.
  4. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monoceus bunga jantan dan bunga betina terdapat satu pohon.
  5. Buah kelapa sawit tersusun dalam satu tandan dan bagian-bagiannya adalah eksocarp, mosocarp, dan endocarp.


SARAN
      Dalam menhitung jumlah pelepah daun kelapa sawit praktikan harus memanjat pohon kelapa sawit dengan hati-hati dan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam menghitung jumlah pelepah dalam satu alur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/”kelapa sawit” [april 2010].
http://Litbang.deptan.go.id/”komoditas kelapa sawit” [april 2010].
Naibaho, D.M. 1998. “Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit”. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit: Medan.
Pahan, I. 2006. “Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari hulu
           hingga hilir”. Penebar Swadaya : Jakarta.
Pardamean, M. 2008. “Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
                  Sawit”. Agrodia Pustaka : Jakarta.
Risza, S. 1995. “Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas”. Kanisius: Jakarta.
Setyamidjaja, D. 1998. “Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan
                  Kemitraan. Agromedia: Jakarta.
Sunarko.2009. “Budi Daya Kelapa sawit”.
Syamsulbahri. 1996. “Bercocok Tanaman Perkebunan Tahunan. Stipap: Medan.
Wahyuni, M. 2007. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit. Stipap: Medan.
Turner, P.D. 1978. “Oil Palm Cultivation Management”. The Inc. Society of
           Plasters: Malaysia.
Vandecum. 1994. “Kelapa Sawit”. PTPN IV: Medan.
Ponten, N.1998. “Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit”. Rispa: Medan.
Saragih, B. 2007. “Panduan Lengkap Kelapa Sawit”. Penebar Swadaya: Jakarta.
Wood, B.J. 1968. “Perts Of Oil Palm In Malaysia And Their Control”. Common
              Weal Institute Of Entomology: Jakarta.